Home » , » Malam Tanpa Rembulan

Malam Tanpa Rembulan

Dhedi R Ghazali | Friday, June 19, 2015 | 0 komentar
malam tanpa rembulan

Hampir setengah tahun terakhir penulis disibukkan dengan kegiatan di dunia nyatanya. Selama itu pula, blog ini tidak terjamah sama sekali sehingga tak ada update artikel ataupun puisi. Akhirnya, detik ini penulis mampu kembali membagikan hasil karyanya. Kali ini, saya akan berbagi sebuah puisi yang saya buat saat berada dalam perjalanan menuju kota Yogyakarta. Di tengah perjalanan, banyak terlihat anak muda yang sedang bercengkerama di pinggir jalan, pedagang asongan. pengamen dan banyak lagi yang lain. Terkadang dari situ saya berpikir, ternyata malam benarlah sebuah waktu yang menyembunyikan banyak pertanyaan. Entah kenapa, terkadang hati dan pikiran ini merasa bahwa banyak orang yang lebih suka dengan gemerlap malam padahal hakikatnya malam adalah waktu untuk beristirahat.

Langsung saja, ini adalah puisi yang berjudul "Malam Tanpa Rembulan"

Malam Tanpa Rembulan

malam ini, langit nestapa
gelayut awan kelam
dihiasi sekumpulan gagak hitam...
berputar-putar di atas tumpukan bangkai busuk

selokan becek berbau anyir darah dan nanah
bau pesing kencing gelandangan
mayat-mayat hidup lalu-lalang di sudut-sudut kota

semua menjadi gelap
ketika angin meniup mati lentera-lentera
dan rembulan pucat pasi bersembunyi
tak ingin menjadi saksi atas apa yang terjadi

malam bersumpah
demi setan yang berwajah manusia
demi rembulan yang ketakutan
demi gemintang yang enggan berkedip
sudahilah!!!
berapa banyak lagi bangkai yang diperlukan
agar tumpukannya mencapai langit yang tujuh?

sang raja menari di atas aurora di langit istananya
menyayikan lagu puji-pujian---entah untuk siapa
bersama selir-selir yang telanjang
sesekali bersulang keringat
yang diperas dari budak-budaknya

malam tanpa rembulan
mematikan telinga!
mematikan mata!
mematikan jiwa!

badut-badut di tepian jalan
menarik perhatian lelaki-lelaki perantau
yang baru saja pulang berlayar mengarungi pulau-pulau
bocah-bocah pemuja aspal
dimabuk aroma lem di genggaman
sebagian riang berdendang
dengan gitar tua di tangan
mereka berkata
"Tuhan, jangan Kau hadirkan siang, biarkan malam tanpa rembulan tak berkesudahan!"

GubukAksara, 2015
Share this article :
Kehidupan Tanpa Batas

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Copyright © Nov 2010. Kehidupan Tanpa Batas - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger