Home » » Kasih Ibu Sepanjang Waktu

Kasih Ibu Sepanjang Waktu

Dhedi R Ghazali | Saturday, March 08, 2014 | 0 komentar
Kasih Ibu Sepanjang Waktu
Entah apa yang merasuki pikiranku waktu itu hingga aku sampai hati membantah kata-kata ibuku sendiri. Kurasa setan telah membisikkan rayuan kebodohan pada anak yang sempat durhaka ini. Hingga pada suatu hari kumelihat sebuah kisah yang begitu membuat resahku mendesah-desah. Bukan karena apa, hanya sebab apa yang kulihat seolah memberikan pesan moral yang begitu besar. Cerita ini berawal dari sebuah pertemuanku dengan sesorang disela waktu saat kami sama-sama bertemu di sebuah warung nasi. Sedikit basa-basi hingga obrolan kami semakin menjadi. Entah angin apa yang membawa perbincangan kami hingga dia mengajakku melintasi dunianya yang sungguh sarat akan makna. Bagaimana tidak, baru saja dia ditinggal bidadari dunianya yang telah melahirkan dan membesarkan dia di dunia. Iya, ibunya baru saja tutup usia di kala umurnya belum terlalu tua. Baru 45 tahun Sang Ibu menikmati kehidupan dengan keluarga utamanya dengan anak semata wayangnya itu.

Akhirnya obrolan siang itu sampailah pada keharuan yang berujung dengan linangan air mata kepedihan. Waktu ibunya meninggal, dia sedang berada diluar kota untuk menyelesaikan sekolahnya. Saat itu ibunya menyuruh anaknya tersebut meneruskan jenjang pendidikannya menuju bangku kuliah. Bukan Sang Ayah yang membiayainya, tapi Sang Ibu. Karena Sang Ayah entah pergi kemana meninggalkan mereka berdua saat dia masih didalam rahim ibunya. Baginya Ibu adalah ayahnya dan Ibu adalah Ibunya juga. Singkat cerita, waktu itu adalah hari yang berbahagia karena dia telah usai menyelasikan kuliahnya dan akan segera mendapatkan gelar sarjana setelah wisuda. Dengan penuh semangat dia menelpon ibunya, tapi ternyata yang mengangkat telpon adalah neneknya. 

" Nek, Ibu dimana kug yang mengangkat telpon ini nenek ?"
" Ibumu sedang kerja di luar kota nak, ada apa ",
" Besuk aku wisuda nek, tolong sampaikan kepada ibu buat datang besuk di acara wisudaku itu "
" Iya, nanti nenek sampaikan "

Esokpun tiba. Namun Ibunya tak kunjung datang juga hingga akhirnya dia wisuda tanpa ditemani ibunya. Dia pun merasa kesal dan sempat bergumam " Dasar Ibu, kenapa dia tak datang. Aku kecewa dengan dia, dia lebih mementingkan pekerjaanya daripada kebahagiaan anaknya ini. Besuk aku akan kembali kerumah dan marah-marah di depannya, biar dia sadar kalau apa yang dia lakukan itu salah besar.

Esok harinya, dia pulang kerumah. Namun di rumah tidak ada siapa-siapa. Tanyalah dia kepada tetangga sebelah rumahnya.

" Pak, Ibu dan nenek saya kemana ya, kug gak ada di rumah ".
" Loh, Ibu kamu kan masuk Rumah Sakit semenjak 3 Minggu yang lalu, "
" Rumah Sakit???? Rumah Sakit mana Pak "
" Itu di Rumah Sakit seberang jalan"

Lantas dia bergegas menuju rumah sakit itu. Alangkah terkejutnya dia saat meliha ibunya terbaring lemah dengan hidung ditutup alat oksigen dan tangan di suntik infus juga darah. Dia  mendekati ibunya sambil berkata
" Ibu sakit apa??"
Dengan lirih ibunya menjawab " Ibu tidak apa-apa nak, bagaimana dengan kuliahmu?. Hari ini kamu wisuda kan?? Maaf ibu tidak bisa menemanimu."
" Kenapa Ibu tidak memberi tahu kalau ibu sedang sakit ?"
" Ibu tidak mau kamu kepikiran saat kamu ingin pendadaran nak. Ibu tidak ingin jadi hambatan dalam kuliahmu juga dalam kamu menggapai cita-citamu. "

Tak selang lama, akirnya Sang Ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Ternyata selama ini ibunya menderita kanker darah yang telah lama berada dalam tubuhnya. Namun dia menyebunyikan semua itu dan terus saja bekerja tanpa mempedulikan penyakitnya itu. Bukan untuk membeli emas dan lain sebagainya, hanya sekedar untuk mengkuliahkan anaknya hingga mendapat gelar sarjana. Anak itupun berlinang airmata karena ditinggal bidadari dunianya itu. Sampai saat ini dia hanya bisa menitipkan rindu kepada ibunya lewat doa-doa yang senantiasa dia lantunkan.

Mungkin cerita semacam ini sudah sering kita dengar. Cerita semacam ini pula telah sering membuat kita meneteskan airmata. Tapi entah kenapa, seolah magis dalam cerita-cerita tersebut hanyalah sekedar sapuan hujan sesaat yang membasahi kerontang. Ingatlah, seorang ibu pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya. Apapun akan dilakukan olehnya untuk membahagiakan anaknya tersebut. Lantas, coba kita tanya pada diri kita sendiri :

Sudah berapa sering kita mengeluh, menolak bahkan membentak ibu saat dimintai pertolongan olehnya??
Sudah berapa kali kita membuat ibu kita meneteskan airmata??
Sudah berapa banyak yang kita berikan kepada ibu kita??
Sudahkah itu bisa menggantikan apa yang telah ibu berikan kepada kita??


RUMAH TERAKHIRMU, IBU

Kulantunkan doa yang membaluti sekujur tubuhmu
Yang sedang rebah di bawah gundukan tanah merah itu.
Kubawakan kembang tujuh rupa dan kutebar di atasnya
Agar rumahmu terlihat rindang adanya.

Kubuatkan pintu kayu bertuliskan namamu,
Bertuliskan tanggal tangis pertamamu
Juga tanggal terakhir hidupmu
Itulah pintu rumah terakhirmu

Akan kusambangi rumahmu itu
Setiap aku merindu akan pelukmu
Rindu akan senyummu
Rindu akan paras ayumu
Rindu akan amanahmu
Rindu akan kasihmu
Rindu akan semua yang ada padamu, Ibu!!!

YOgya, 07 Maret 2014
Dhedi R Ghazali

Buat para sahabatku. Berikanlah yang terbaik buat ibumu selama Beliau masih mampu menikmati kehidupan ini. Gunakanlah waktu yang telah Allah berikan untuk kita masih bisa bersama dengan ibu kita. Kita tidak pernah tahu kapan ibu kita akan meninggalkan kita untuk selama-lamanya.


Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat. Silahkan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. Setelah membaca, saya harap juga bisa meninggalkan komentar serta like fans page kehidupan tanpa batas.  Semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

“Barangsiapa yg memberi petunjuk atas kebaikan, maka baginya adalah pahala seperti orang yg melakukan kebaikan itu.” (HR Muslim)

Share this article :
Kehidupan Tanpa Batas

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Copyright © Nov 2010. Kehidupan Tanpa Batas - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger